Senin, 06 Desember 2010

Realita Kehidupan Remaja di Era Modern

Sebelum saya memulai topik baru kali ini. Sedikit saya bercerita tentang remaja. Seperti yang pernah di ulas sebelumnya. Remaja adalah masa yang sangat labil dalam perjalanan hidup. Dan oleh karena itu saya tertarik untuk membahas tentang remaja atau yang di sebut dengan ABG (anak baru gede). Selain itu saya juga masih remaja. Jadi, saya termotivasi untuk membahasnya.

Pada masa modern seperti sekarang ini semuanya serba instan, mudah dan nyaman. Seperti adanya internet sebagai salah satu sarana alat pembelajaran, Banyak remaja yang menggunakan internet dengan berbagai macam keperluan. Seperti sarana untuk berkenalan di dunia maya, sebagai sarana untuk menuntut ilmu, dan sebagainya. Dari salah satu tekhnologi ini tentu saya dapat berdampak positif ataupun negatif.

Melihat realita yang ada di negara kita sungguhlah sangat mengkhawatirkan. Saya pernah membaca sebuah berita di salah satu media. Bahwa lebih dari 50% remaja wanita di nyatakan sudah pernah melakukan hubungan intim. Ini adalah nilai yang sangat mencengankan. Apalagi kita adalah budaya timur. Dan di sebutkan pula bahwa jumlah pengidap HIV/AIDS bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data yang ada, pertambahan itu meningkat sekitar lebih dari 5% pertahun.

Kalau ini tidak bisa di antisipasi, bagaimana jadinya negara ini. Penerus-penerus bangsa telah rusak karena kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan yang di sertai dengan kemunduran moral bangsa. Berdasarkan data di atas adalah data yang telah di ketahui, bagaimana dengan yang belum di ketahui? Pasti akan lebih banyak. Menurut saya bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas semua ini. Semua warga indonesia berkewajiban untuk memajukan bangsa.

Minggu, 05 Desember 2010

Besar Pasak dari pada Tiang ???...

Besar pasak dari pada tiang. Pastilah kita semua udah pernah denger bahasa ini.. apalagi sewaktu kita di tingkat SD atau sekolah dasar. Kalimat tersebut adalah sebuah pepatah yang artinya lebih besar pengeluaran dari pada pemasukan. Gue yakin klo loe denger kata-kata "besar pasak daripada tiang" pasti loe semua akan teringat dengan uang. Yup.. peribahasa ini memang berbicara tentang uang. Jadi, wajar aja kalau kita ingetnya uang. Buka berarti kita mata keranjang. Ups.. Maksud Gue mata duitan.

Siapa sih yang gag mau uang? Semua orang di dunia ini pasti mau uang. Mungkin cuma orang gila aja yang gag mau uang. Jangankan uang, di kasih baju aja kadang mereka gag mau. Mereka lebih suka tanpa busana yg mungkin menurut mereka adem kali.. Kenapa jadi ngurusin orang gila? Kembali ke topik aja yah..

Sebagian manusia ada yang menjadikan barang ini (uang) sebagai Tuhan. Kenapa gue bilang gitu? karena realita kehidupan yang ada sekarang. Sebagai contoh, gag usah jauh-jauh deh nyari contohnya. Di negara kita aja yaitu Indonesia. Misalnya seorang perampok/maling mau melakukan perbuatan yang dilarang oleh Tuhannya. Itu kelas bawah. kalau kelas atas perampok/maling disebut dengan koruptor.

Nah.. Hubungan dari pepatah di atas adalah buat loe yang baca ini. Pernah gag uang saku loe kurang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari? Gue rasa pasti jawabannya pernah. Ini disebabkan karena kita semua adalah manusia. sedangkan sifat manusia itu gag pernah puas dalam memenuhi kebutuhannya. Udah memang kodratnya kayak begitu. Yang jadi masalah adalah, gimana sih biar kita gag di cap jelek dengan pepatah "Besar Pasak daripada Tiang"??

Kuncinya kita harus berhemat. Misalnya, loe jalan-jalan ke mall ngeliat sesuatu yg bagus. Dan loe pengen membelinya. Saran dari gue, kalau belum terlalu mendesak banget kebutuhan itu ya kenapa harus beli. Keuali loe sakit harus beli obat. Gag mungkin loe nunda-nunda kesembuhan kan?? Yahh seengganya "Besar Pasak dan Tiang Adalah Sama". dan jauh lebih bagus kalau "Besar Tiang daripada Pasak".

Rabu, 01 Desember 2010

Pentingnya Peranan Orang Tua Saat Anak Usia Remaja

Sebelum kita masuk pada topik bahasan, ada baiknya kita mengetahui definisi dari remaja itu sendiri. Remaja adalah dimana saat seseorang (manusia berumur belasan tahun. Tidak dewasa dan juga bukan anak-anak. Dari bahasa inggris  "teenager" yakni manusia yang berumur belasan tahun, antara usia 13-19 tahun.

Dalam usia remaja ini, peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Karena, usia remaja adalah usia yang labil, dimana seseorang yang berusia remaja akan mencari jati dirinya yang sesungguhya. Jika remaja ini dekat dengan hal yang buruk, tapi dia menyenanginya dan merasa nyaman akan dunia itu. Maka, ia akan menetapkan bahwa itulah jadi dirinya. begitu juga sebaliknya.
Sebagaimana yang telah di sebutkan di atas. Dalam jaman seperti sekarang ini sangat banyak remaja yang kurang bahkan sama sekali tidak di perhatikan orang tuanya. Dikarenakan kesibukan orang tua dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Apalagi sekarang derajat pria dan wanita adalah sama. jadi, di akibatkan krisis ekomoni di era sekarang menuntut orang tua untuk bekerja keras yang mengakibatkan tidak memperhatikan sang anak (remaja).

Banyak sekali kita temui di dunia nyata banyak remaja yang telah salah jalan. Contoh: sekarang banyak anak usia remaja yang pada jam sekolah tidak berada di sekolah. Mereka membolos. Menurut penelitian saya, hal ini terjadi akibat kurangnya komunikasi antara orang tua, guru, serta remaja itu sendiri. Orang tua hanya memberi uang saku saja tanpa komunikasi dengan sang anak tentang bagaimana sekolahnya? Kapan ujian? Apa ada yang bermasalah di sekolah? dan lain-lain yang seharusnya diketahui oleh orang tua. Dan jika sang anak mendapat teguran dari guru, ia hanya akan memendamnya sendiri karena ia berpikir orang tuanya tidak akan menanyakan hal tersebut.

Di sisi lain, pada usia remaja ini. Akan tumbuh rasa suka terhadap lawan jenis. Dalam remaja istilah ini di sebut dengan pacaran. Jika tanpa dibekali pengetahuan yang cukup. Pacaran juga akan berdampak negatif terhadap perkembangan remaja tersebut. Walaupun ada sisi baiknya juga pacaran, seperti seorang remaja jadi semangat sekolah karena bertemu pacar di sekolah. Namun jika dari sisi negatif, akan berdampak pada hal yang berujung dengan seks bebas. Berdasarkan data yang ada, 85% remaja telah melakukan hubungan seks, baik itu ciuman dan sebagainya.

Oleh karena itu peranan orang tua sangatlah di perlukan pada usia remaja seperti ini. Bukan hanya sekedar memberi materi saja, tapi juga memberi ilmu yang bermanfaat bagi hidup remaja yang tidak diajarkan di sekolah.